Selasa, 03 September 2013


Oleh : Firman Bachtiar


Ya benar, segala yang terkait dengan makanan akan menjadi bisnis besar.

Ya besar dalam artian peluang dan pertumbuhan bisnisnya.

Yang di maksud dengan segala yang terkait dengan makanan adalah mulai dari hulu seperti pertanian, peternakan, perikanan sampai dengan restoran dan retail makanan. Mengapa ada peluang besar seperti itu?
Pertama pertumbuhan permintaan bahan pangan seperti daging sapi untuk negara berkembang  telah meningkat tajam dari tahun 1980 ke tahun 2010 sebanyak 3x lipat menjadi 150 juta metric ton per tahun  demikian dengan permintaan untuk daging unggas. Dari sisi trend pertumbuhan kalori per orang di Asia meningkat tajam bahkan di prediksi peningkatan 100% jika di bandingkan dengan 20 tahun yang lalu dan di prediksi masih terus naik.

Kedua dari segi pertumbuhan ekonomi,  memang di negara-negara Eropa saat ini mengalami stagnasi namun di Asia ternyata melaju dengan pesat  di hampir seluruh negara Asia menikmati pertumbuhan ekonomi  yang fantastis kecuali Jepang (negara ini memang sudah maju) dan korea utara ( politik negara ini tertutup). Pertumbuhan ekonomi ini membawa dampak permintaan akan pangan seperti di China, India dan negara kita tercinta Indonesia menjadi berubah. Masyarakat yang tadinya makan besar dan komplit dengan daging dan lainnya misalnya hanya pada saat perayaan dan hari besar saja, maka dengan peningkatan ekonomi makan besar menjadi semakin sering.  Coba bayangkan sejenak dahulu pada umumnya daging (sapi, ayam, ikan) adalah makanan mewah namun saat ini masyarakat lebih sering dengan menu komplit.  Perubahan kebiasaan ini menimbulkan peningkatan permintaan sehingga Negara-negara yang tadinya merupakan pengekspor beberapa produk pangan malah menjadi pengimpor karena kebutuhan dalam negeri yang naik seperti di China dan India.

Ketiga dari pertumbuhan jumlah penduduk di negara-negara Asia sangat pesat, di Indonesia sendiri pertumbuhan penduduk meningkat dari 170 juta jiwa pada 1990 menjadi  250 juta pada 2013, tidak hanya di negara kita di negara Asia lainnya seperti China, India, Vietnam, Philipine dan 49 negara berkembang diprediksi mengalami kenaikan 2x lipat pada 2050. Selain pertambahan penduduk usia rata-rata penduduk dunia juga akan bertambah seiring dengan kemajuan teknologi kedokteran dan perbaikan fasilitas kesehatan.
Ke empat adalah pertumbuhan supply ternyata hanya mengalami sedikit kenaikan, di beberapa daerah yang padat jumlah penduduknya terjadi pengambil alihan lahan yang semula untuk penyediaan pangan menjadi lahan untuk pemukiman, perdagangan dan industri hal ini terjadi hampir seluruh negara Asia. Hal yang lain adalah tanah yang sebelumnya dapat di pergunakan untuk produksi pangan saat ini sudah  rusak seperti di China beberapa lahan berubah menjadi lahan padang pasir dan di beberapa daerah lingkungan menjadi rusak seperti kerusakan ekosistem pantai dan sungai sehingga ikan tidak dapat hidup lagi di lingkungan yang menjadi tempat pembuangan sampah industri.


Dari beberapa faktor ini bisa kita lihat terjadinya gap antara kebutuhan pangan dan penyediaannya dalam artian pangan akan tetap tersedia  namun karena permintaan tumbuh lebih cepat daripada penyediaan maka harga cenderung akan naik. Beberapa pihak asing sudah sangat sadar akan gap ini dalam beberapa artikel bahwa perusahaan dari Cina dan Malaysia sudah berencana investasi sebesar 20 Triliyun untuk membeli lahan pertanian dan pabrikasi pangan di Indonesia,  yang hasil padinya di rencanakan untuk kebutuhan dalam dan luar negeri.  Hal ini bisa dipandang sebagai suatu ancaman atau peluang. Peluang usaha di bidang penyediaan pangan di masa yang akan datang akan  prospektif dari semua lini mulai dari hulu hingga ke hilir , namun jangan lupa perdalam juga pengetahuan akan usaha yang berkaitan, ini sangat di perlukan seperti pemakaian teknologi yang tepat guna sehingga usaha kita dapat senantiasa efisien dan bersaing.


Popular Posts

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.