Dibuat pada bulan 7 tahun 2000
LATAR BELAKANG
Industri
perhotelan di Indonesia merupakan salah satu penunjang yang penting dalam
pariwisata, letak hotel yang menarik, pelayanan hotel yang khas keramah tamahan
ketimuran merupakan ciri khas pelayana hotel di Indonesia
KUNJUNGAN WISMAN DAN PEROLEHAN DEVISA
1989 S.D 2000
TAHUN
|
WISMAN
|
DEVISA
(US $ JUTA)
|
PERTUMBUHAN ( % )
|
WISMAN
|
DEVISA
|
1989
|
1.625.965
|
1.284,50
|
25,00
|
25,00
|
1990
|
2.177.566
|
2.105,29
|
33,92
|
63,90
|
1991
|
2.569.870
|
2.522,01
|
18,02
|
19,79
|
1992
|
3.064.161
|
3.278,19
|
19,23
|
29,98
|
1993
|
3.403.138
|
3.986,58
|
11,06
|
21,61
|
1994
|
4.006.312
|
4.785,26
|
17,72
|
20,03
|
1995
|
4.324.229
|
5.228,34
|
7,94
|
9,26
|
1996
|
5.034.472
|
6.307,69
|
16,42
|
20,64
|
1997
|
5.185.243
|
5.321,46
|
2,99
|
-15,64
|
1998
|
4.606.416
|
4.331,09
|
-11,16
|
-18,61
|
1999
|
4.727.520
|
4.710,22
|
2,63
|
8,75
|
2000*)
|
1.948.365
|
1,959,80
|
-
|
-
|
Sumber
Departemen Parsenibud
Menurut
sumber dari Deparsenibud jumlah wisatawan mancanegara meningkat dengan tajam
dari mulai tahun 1989 sampai dengan tahun 1996 dan sedikit mengalami penurunan
pada tahun 1996 dan tahun 1997 yang dikarenakan adanya berbagai krisis di
Indonesia namun pada tahun 1999 mulai adanya kenaikan sebesar 2,63 % kenaikan
kedatangan wisatawan dari mancanegara, dari nilai perolehan dapat di lihat
bahwa mulai tahun 1993 sampai dengan tahun 1999 pendapatan devisa yang di
peroleh Indonesia adalah rata rata 5 milyar dollar Amerika serikat pertahun
dimana jumlah yang cukup besar untuk devisa kita, pendapatan terbesar di
peroleh pada tahun 1996 yaitu sebesar 6,3 milyar dollar Amerika serikat.
TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR
HOTEL
MENURUT KLASIFIKASI BINTANG
DI 10 DTW BULAN JUNI 1999
NO.
|
PROVINSI
|
TPK HOTEL (%)
|
JUNI
|
JAN - JUN
|
1.
|
Bintang 1 |
31,48
|
33,07
|
2.
|
Bintang 2 |
35,76
|
38,19
|
3.
|
Bintang 3 |
38,53
|
41,76
|
4.
|
Bintang 4 |
32,76
|
38,33
|
5.
|
Bintang 5 |
43,38
|
44,04
|
Jumlah Seluruh Bintang
|
36,99
|
39,86
|
Sumber
Departemen Parsenibud
Salah
satu permasalahan yang selalu di hadapi oleh hotel hotel adalah tingkat hunian
hotel yang tidak merata dalam suatu kurun waktu, semisal di sebagian hotel
ramai pada hari kerja seperti di kota kota besar di Jakarta, Surabaya, Medan
dan mengalami penurunan dalam tamu hotel pada hari hari libur kerja seperti
sabtu dan minggu, atau hotel hotel yang melayani kebutuhan wisatawan dari manca
negara seperti di tempat tempat rekreasi di pantai Carita, Bali, Lombok mereka
mengalami kenaikan tingkat hunian hotel pada saat saat tertentu seperti
Desember atau bulan Juni juga pada saat adanya liburan Natal, tahun Baru dan
juga pula liburan Lebaran.
Saat
saat musim ramai dibutuhkan sumber daya yang sangat maksimal sedangkan sumber
sumber daya tersebut seringkali tidak termafaatkan pada saat bukan musim yang
ramai dan juga perlu di perhatikan bahwa pada saat saat penuh para konsumen
dari hotel harus tetap mendapatkan pelayanan yang memadai sesuai dengan standar
pelayana hotel yang sejenis di tempat lain.
Seperti
contoh yang terjadi pada daerah tujuan wisatawan pulau Batam pada awal tahun
mengalami kedatangan turis yang luar biasa dari mancanegara, Hari pertama di
tahun 2000, Kota Batam sudah kebanjiran turis dari berbagai negara yang masuk dari beberapa
pintu pelabuhan internasional
di Batam. Batam memiliki potensi wisata yang sangat luas untuk mendatangkan
orang asing, antara lain memiliki pantai
dan dikelilingi pulau-pulau yang indah dan sarat dengan sejarah Kerajaan
Melayu. Belum lagi, Pulau Galang-bekas kamp pengungsi Vietnam-yang sudah dapat
dijangkau lewat darat untuk menengok sedikit kenangan perang Vietnam. Dalam
kurun waktu oktober 1998 sampai dengan oktober 1999 pulau Batam kedatangan
wisatawan yang mayoritas dari Singapura, Malaysia dan Korea Selatan sebanyak 1
juta orang dan waktu kedatangan dari para turis ini memenuhi hotel hotel pada
saat tertentu saja seperti akhir tahun, yang pada saat ini tingkat hunian hotel
di pulau Batam seringkali mencapai tingkat maximum yang seringkali membuat
pelayanan hotel menjadi turun secara tajam, belum lagi kesiapan dari bagian
logistik dalam menyiapkan makanan dan minuman di pulau Batam yang untuk
kebutuhan airnya mengandalkan air hujan dan penampungan air di daerah sekupang,
Batam.
KEGIATAN
pariwisata tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan berbagai sektor
secara luas meliputi seluruh spektrum pekerjaan. Dengan demikian, sektor ini
bisa berfungsi sebagai katup pengaman atas berbagai persoalan ketenagakerjaan
yang makin serius di masa-masa mendatang. Pada tahun 1995 kegiatan pariwisata
Indonesia memberikan pekerjaan untuk sekitar 42,5 juta orang, sekitar 2,6 juta
di antaranya merupakan dampak kegiatan wisatawan Nusantara. Sekitar 16 persen
lapangan kerja yang tercipta merupakan dampak langsung dari kegiatan
pariwisata, termasuk lapangan kerja di sektor pertanian, perdagangan, hotel dan
sebagainya.
Lapangan kerja yang
tercipta dari kegiatan pariwisata merupakan 5,3 persen dari lapangan kerja
secara keseluruhan (80.110.060 orang) pada tahun 1995 atau menyediakan satu
dari setiap 18,8 pekerjaan. Pada tahun 1997 kegiatan ini menciptakan satu dari
12,6 tenaga kerja dan pada tahun 2007 diperkirakan mencapai satu dari 11,4
tenaga kerja.
Dengan demikian, sumbangan
sektor pariwisata di Indonesia cukup signifikan, meski proporsinya masih kecil
dibandingkan dengan negara wisata lain di kawasan Asia-Pasifik yang sekitar
10,7 persen, di tingkat dunia sekitar 10,6 persen.
Secara keseluruhan dampak
dari kegiatan pariwisata akan meningkatkan lapangan kerja secara langsung
rata-rata sebesar 6,2 persen per tahun, dengan total lapangan kerja sebesar
7,29 persen per tahun. Kenaikan tersebut untuk Indonesia disebabkan oleh
kenaikan jumlah wisatawan mancanegara yang diperkirakan mencapai pertumbuhan
rata-rata empat sampai 16 persen per tahun, setelah situasi politik membaik.
Jumlah wisatawan
mancanegara yang menurun dari 5,185 juta pada tahun 1997 menjadi 4,606 juta
pada tahun 1998, diperkirakan kembali meningkat menjadi sekitar enam juta orang
pada tahun 2000 dan sekitar 12 juta pada tahun 2004, dengan perolehan devisa
sekitar 130 milyar dollar AS.
Permasalahan
yang selalu di hadapi oleh hotel hotel adalah tingkat hunian hotel yang tidak
merata dalam suatu kurun waktu, semisal di sebagian hotel ramai pada hari kerja
seperti di kota kota besar di Jakarta, Surabaya, Medan dan mengalami penurunan
dalam tamu hotel pada hari hari libur kerja seperti sabtu dan minggu, atau
hotel hotel yang melayani kebutuhan wisatawan dari manca negara seperti di
tempat tempat rekreasi di pantai Carita, Bali, Lombok mereka mengalami kenaikan
tingkat hunian hotel pada saat saat tertentu seperti Desember.
ALTERNATIF PEMECAHAN
MASALAH
1.
untuk mengurangi kunjungan para
tamu hotel, wisatawan dari dalam dan luar negeri dapat dilakukan dengan cara
pemberian diskon khusus untuk para tamu atau konsumen hotel yang akan
menggunakan fasilitas dari hotel di luar hari hari atau musim yang sibuk dan
sangat sibut, diskon dilakukan untuk para pellangan dan dapat di tawarkan paket
khusus ke biro perjalanan yang dapat memasukan tamu di luar hari hari peak
season, besarnya tingkat diskon dapat bervariasi yang di perkirakan akan
menarik pelanggan untuk wisatawan dari dalam negeri, atau untuk para eksekutif
yang sibuk mereka tidak akan tertarik pada diskon kecil untuk waktu liburan di
luar hari hari yang di rencanakan libur jika diskon yang ditawarkan kurang
besar, atau juga untuk para pelajar dan mahasiswa jika diskon yang ditawarkan
besar namun saat itu adalah saat mereka sedang melakukan ujian maka diskon itu
tidak akan menarik perhatian mereka. Pemberian diskon di luar musim sibuk dapat
dijadikan alternatif untuk dapat melakukan pemerataan para tamu hotel dan juga
agar dapat memanfaatkan load faktor dari hotel.
2.
penambahan fasilitas fasiltas
tambahan di sekitar hotel yang dilakukan pada saat ramai atau peak season.
Seperti hotel hotel di kawasan pantai pada saat saat ramai mereka menambah
fasilitas tenda tenda tempat untuk bersantai di sekitar pantai, penambahan fasilitas
bar terbuka di pantai agar tamu hotel biarpun dalam keadaan yang penuh dan
ramai akan selalu merasa di perhatikan dan di istimewakan oleh pelayanan hotel.
3.
penambahan personel yang
bekerja secara paruh waktu dan dilatih untuk mengisi saat saat penuh seperti
mereka yang bertugas untuk menjaga keamanan dan kenyamanan di pantai atau
bertugas untuk selalu siap dengan pelayanan komplain atau pelayanan room
service, ada banyak pekerjaan di hotel yang dapat di kerjakan oleh para pekerja
secara paruh waktu yang harus dilakukan dengan menggunakan training yang singkat dan mudah.
4.
pihak hotel bekerja sama dengan
perusahaan penunjang lain yang dapat menambah kenyamanan dan kenikmatan di
hotel seperti hotel di daerah pantai dapat pantai dapat bekerja sama dengan
perusahaan menyewaan jet ski, perusahaan atv (all tetrain vehicle), bisa juga
perusahaan untuk menyediakan makanan dan minuman kerjasama antar perusahaan
perusahaan yang dapat melakukan sub kontraktor penujang hotel sangat di
butuhkan pada saat ramai, sehingga pihak management hotel dapat berfokus penuh
pada kepuasan para tamu hotel di masa ramai tersebut.
5.
pihak hotel bekerja sama dengan
perusahaan travel untuk dapat mengatur jadwal perjalanan yang tetap dan teratur
untuk jangka waktu yang baik sehingga hotel dapat merencanakan penyiapan sumber
sumber daya dalam rangka tetap menjaga kwalitas pelayanan dan keyamanan dari
hotel.
6.
Kerjasama dengan perusahaan
penerbangan, perusahaan angkutan laut dan perusahaan sejenis, seperti
memberikan spesial diskon kepada pada pilot dan pramugrari dari maskapai
penerbangan atau juga memberikan potongan khusus yang dapat di padukan dengan
harga tiket sehingga akan menjadi suatu kombinasi yang baik antara potongan
harga tiket perjalanan dan potongan dari tarif hotel dan menjadikannya
kombinasi potongan yang menarik untuk dapat mengisi saat saat yang kurang
ramai.
7.
Service khusus pada saat ramai
atau peak season, pelayanan khusus dapat diadakan dan diberikan pada saat
tertentu, semisal pada saat peak atau ramai di konter check in atau pada saat
check out akan terjadi antrian orang yang dapat mengakibatkan kekesalan
pelangga di dalam menunggu dapat dilakukan service tertentu seperti pemberian
jus buah yang dingin yang dapat memberikan rasa nyaman dan sejuk atau bisa juga
pada saat itu pihak dari managemen hotel mengundang band yang dapat melantunkan
lagu lagu yang tenang, ada banyak sekali service yang dapat dilakukan pihak
managemen untuk menyenangkan hati para tamu di saat saat ramai di mana setiap
tamu hotel tetap mendambakan pelayanan dan kenyamanan yang baik.
8.
Pihak managemen membuat kontak
dengan hotel hotel yang sekelas dengan hotelnya, seperti yang terjadi pada saat
penyelengaraan pekan olah raga nasional
(PON) kemarin di kota Surabaya, pihak hotel hampir semuanya mempunyai
posissi full book namun hotel mempunyai jaringan komunikasi yang sangat baik,
karena mulai hari pertama pertandingan atlet yang mengalami kekalahan biasanya
akan segera pulang, jaringan hotel yang baik akan saling menginformasikan jika
ada atlet yang pulang kepada satu dan lainnya sehingga jika ada tamu non atlet
yang datang untuk urusan dinas akan segera mendapatkan kamar hotel di tempat
lain dengan perantaraan hotel langganan mereka sebelumnya.
KESIMPULAN
KEGIATAN pariwisata tidak berdiri sendiri, melainkan
terkait dengan berbagai sektor secara luas meliputi seluruh spektrum pekerjaan.
Dengan demikian, sektor ini bisa berfungsi sebagai katup pengaman atas berbagai
persoalan ketenagakerjaan yang makin serius di masa-masa mendatang. Pada tahun
1995 kegiatan pariwisata Indonesia memberikan pekerjaan untuk sekitar 42,5 juta
orang, sekitar 2,6 juta di antaranya merupakan dampak kegiatan wisatawan
Nusantara.
Salah
satu permasalahan yang selalu di hadapi oleh hotel hotel adalah tingkat hunian
hotel yang tidak merata dalam suatu kurun waktu, semisal di sebagian hotel
ramai pada hari kerja seperti di kota kota besar di Jakarta, Surabaya, Medan
dan mengalami penurunan dalam tamu hotel pada hari hari libur kerja seperti
sabtu dan minggu, atau hotel hotel yang melayani kebutuhan wisatawan dari manca
negara seperti di tempat tempat rekreasi di pantai Carita, Bali, Lombok mereka
mengalami kenaikan tingkat hunian hotel pada saat saat tertentu seperti
Desember.
Untuk
mengurangi kunjungan para tamu hotel, wisatawan dari dalam dan luar negeri
dapat dilakukan dengan cara pemberian diskon khusus untuk para tamu atau
konsumen hotel yang akan menggunakan fasilitas dari hotel di luar hari hari
atau musim yang sibuk dan sangat sibuk.
Penambahan
fasilitas fasiltas tambahan di sekitar hotel yang dilakukan pada saat ramai
atau peak season.
Penambahan
personel yang bekerja secara paruh waktu dan dilatih untuk mengisi saat saat
penuh seperti mereka yang bertugas untuk menjaga keamanan dan kenyamanan di
pantai.
Pihak
hotel bekerja sama dengan perusahaan penunjang lain yang dapat menambah
kenyamanan dan kenikmatan di hotel.
Pihak
hotel bekerja sama dengan perusahaan travel untuk dapat mengatur jadwal
perjalanan yang tetap dan teratur untuk jangka waktu yang baik sehingga hotel
dapat merencanakan penyiapan sumber sumber daya dalam rangka tetap menjaga
kwalitas pelayanan dan keyamanan dari hotel.
Kerjasama
dengan perusahaan penerbangan, perusahaan angkutan laut dan perusahaan sejenis,
kombinasi yang baik antara potongan harga tiket perjalanan dan potongan dari
tarif hotel dan menjadikannya kombinasi potongan yang menarik untuk dapat
mengisi saat saat yang kurang ramai.
Service
khusus pada saat ramai atau peak season, pelayanan khusus dapat diadakan dan
diberikan pada saat tertentu.
DAFTAR
PUSTAKA,
1. Diktat mata kuliah managmen pemasaran perhotelan dan perbankan
, Dr Choiril Maksum.
2. “Distribusi kunjungan wisatawan mancaneraga menurut pintu masuk
1998 dan tahun 1999” Statistik
Deparsenibud
3. “ Kunjungan wisatawan mancanegara dan perolehan devisa dari tahun
1989 sampai tahun 1999 dan pertengahan tahun 2000” Statistik Deparsenibud
4. “Tingkat hunian hotel di sepuluh daerah tujuan wisata utama tahun
1999” Pusat informasi Deparsenibud.
5. “ Kunjungan Turis Australia ke Bali Fluktuatif “ Kompas,Jumat, 14 Juli 2000,
6. “Naik 44 Persen, Jumlah Turis Eropa ke Bali “ Kompas, 1 maret 1999
7. “Peluang yang terbuka di sektor parawisata “ Kompas 3 desember 1999