Selasa, 04 September 2012

bahan paparan dan diskusi dibuat tahun 2006




1.  PENDAHULUAN

 

Pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang kurang di perhatikan pada masa lampau, namun pendidikan ini berakar dari adanya kebutuhan masyarakat atau industri sekitar akan suatu keahlian. Sebagai contoh di kawasan industri jababeka banyak bermunculan LPK dengan keahlian otomasi (PLC) karena memang di daerah tersebut memang banyak di butuhkan karyawan dengan keahlian akan pengoperasian peralatan dengan program otomasi atau di kawasan industri garmen banyak bermunculan LPK menjahit yang munculnya lembaga ini karena di rasakan kebutuhan akan keahlian tersebut dan sekolah formal tidak menyediakan keahlian akan kebutuhan ketrampilan yang dibutuhkan.

Banyak dari lulusan LPK yang berkerja pada sektor usaha yang membutuhkan keahliannya namun juga banyak lulusan dari LPK yang membukan usaha sendiri atau berwiraswasta seperti membuka usaha menjahit baju, usaha perbaikan barang electronic atau usaha kerajinan yang pada dasarnya usaha tersebut tidak membutuhkan modal yang besar dan mempunyai pangsa pasar dari kebutuhan masyarakat sekitar.

Kecilnya anggaran pendidikan di masa lampau menyebabkan dan memaksa pemerintah untuk membuka lebih banyak sekolah formal umum dibandingkan sekolah kejuruan dengan ketrampilan tertentu sehingga komposisi antara sekolah umum dan sekolah kejuruan menjadi timpang. Sebagai perbandingan untuk membangun laboratorium sekolah kejuruan yang baik/ideal di butuhkan dana sekitar 20 milyar rupiah sedangkan untuk laboratorium sekolah umum hanya sekitar 100 juta rupiah. Akibatnya banyak kebutuhan ketrampilan industri atau yang dibutuhkan masyarakat tidak dapat dipenuhi maka lahirlah pendidikan hanya dengan 1 ketrampilan tertentu yang banyak di kelola oleh LPK.

Saat ini terlihat Indonesia tidak siap untuk menghadapi persaingan di tingkat Asean sekalipun. Relokasi industri dari negara negara maju ke negara negara Asia lebih banyak masuk ke negara negara tetangga dari Indonesia, seperti industri kendaraan bermotor yang banyak me relokasi pabriknya di Thailand dan terutama China. Industri eletronic dan semi konduktor yang banyak melokasi di negeri jiran Malaysia. Salah satu alasan kuat mereka memilih pabrik di negara negara di luar Indonesia karena adanya kenyataan bahwa tenaga kerja di negara tersebut sudah lebih siap dalam menerima teknologi baru yang akan di adaptasikan dalam sistim manufaktur.

Kenyataan lain yang terjadi adalah situasi Indonesia yang terlihat masih kurang aman, demo dengan pengerusakan hampir terjadi tiap hari di seluruh pelosok Indonesia. Banyak pihak berpendapat bahwa hal itu terjadi karena kegagalan sistim pendidikan dalam masa 20 tahun yang silam. Kebijakan kebijakan yang di ambil di masa silam seperti menolak teknologi otomasi dengan alasan membela kaum pekerja untuk masuk ke Indonesia juga berdampak. Saat ini hampir semuar mesin dalam teknologi manufactur memakai teknologi otomasi, bahkan China sebagai negara berpenduduk terbesar di dunia sangat gencar melakukan pendidikan berbasis teknologi otomasi.

Adapun beberapa hal  yang perlu di perhatikan dalam pengembangan pendidikan luar sekolah yaitu pendidikan itu sendiri, penempatan lulusan, orientasi pendidikan yang berbasis pada kebutuhan industri dan masyarakat serta kegiatan pemeliharaan hubungan kerja dengan dunia industri dan masyarakat sekitar.

Salah satu hal yang sulit di lakukan banyak lembaga pendidikan yaitu kemampuan dari LPK dalam mengantisipasi kebutuhan masyarakat dan dapat menyesuaikan pilihan ketrampilan yang akan di ajarkan agar sesuai dengan tren yang ada, banyak lulusan dari LPK yang membukan usaha sendiri atau berwiraswasta seperti membuka usaha menjahit baju, usaha perbaikan barang electronic atau usaha kerajinan yang pada dasarnya usaha tersebut tidak membutuhkan modal yang besar dan mempunyai pangsa pasar dari kebutuhan masyarakat sekitar. 

Pada negara maju pendidikan ketrampilan hidup mendominasi sistim pendidikan sedang pada negara negara berkembang dan termasuk di Indonesia masih banyak di dominasi oleh sekolah umum, di karenakan biaya pembuatan sekolah umum relatif murah dan anggapan masyarakat  yang lebih baik pada sekolah umum.


2.  PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

 a.   Luasan pendidikan luar sekolah

 Harus di akui bahwa pendidikan luar sekolah adalah program yang jarang di sentuh dan di perhatikan secara serius oleh pemerintah pada zaman orde lama maupun orde baru. Padahal pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang lembaganya dapat berdiri mandiri dan mayoritas murni ada karena tingkat keahlian yang di rasakan oleh masyarakat sekitar di butuhkan keahlian nya. Pada umum pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang singkat dan terkonsentrasi pada keahlian khusus.

 

Jenis Kursus/ ketrampilan

Sub ketrampilan (sebagian)
Bahasa
Inggris, Jerman, Belanda, China
Jasa
Kesekretariatan, administrasi kantor
Keolahragaan
Renang, tenis, basket, bola
Kerajinan
Rotan, ukiran kayu,
Kerumah tanggaan
Tata rias, teknik jahit, teknik pola
Kesehatan
Senam, kebugaran,
Kesenian
Tari, suara, instrumen musik
Khusus
Hoby tertentu
Pertanian
Hydroponik, tomat, anggrek
Teknis
Perbengkelan (otomotif/ electronik)

 

Bidang bidang yang di ajarkan dalam pendidikan luar sekolah sangat luas mulai dari pendidikan ketrampilan kewanitaan yang mempunyai sub paket yang sangat beragam sampai pendidikan teknik yang juga mempunyai sub paket yang beragam. Namun banyak dari kebutuhan industri yang belum dapat sepenuhnya dapat di ikuti seperti jenis ketrampilan yang membutuhkan peralatan dalam pengajaran yang harga nya mahal, di karenakan mayoritas dari LPK bukan usaha besar. Adapun jenis jenis pendidikan luar sekolah antara lain ;

                                         i.    LPK

 Merupakan kepanjangan dari lembaga pendidikan ketrampilan, lembaga ini mengajarkan kepada siswa nya ketrampilan khusus yang dirasakan di perlukan untuk mendapatkan pekerjaan atau adanya permintaan akan ketrampilan tersebut di dunia industri. Siswa juga pada ada yang sudah bekerja namun merasa dengan keahlian tambahan yang di dapat di LPK akan lebih menunjang karir ataupun pekerjaannya.

Sebagai contoh paket pendidikan kewanitaan memiliki sub paket antara lain; kependudukan, anatonomi dan fisiologi, kewirausahaan, ilmu gizi, protokoler, busana, bina konsumen, penampilan, senam dan kebugaran, kecantikan, tata rambut, tata kulit, rias pengantin, disain busana, tekstil, teknik pola, teknik jahit.

Untuk satu bidang kependidikan LPK dapat menghantarkan berbagai macam keterampilan yang di butuhkan oleh masyarakat. Dan karena pada umumnya LPK bukan merupakan usaha yang besar mereka dapat dengan flexibel untuk merubah paket paket setiap waktu. Pada suatu saat paket yang di butuhkan oleh masyarakat untuk keterampilan perbaikan komputer maka kelas tersebut dapat ditambah dan menutup paket yang saat itu kurang dibutuhkan oleh masyarakat.

Bidang bidang lain yang di kelola mulai dari akutansi (brevet), perpajakan, komputer (hardwre, software dan jaringan), keuangan dan perbankan, sekretaris, administrasi perkantoran, perhotelan, tour/travel, public relation, ketrampilan electronic, listrik, otomotif dan lainnya, dimana tiap bidang mempunyai paket paket specialisasi seperti paket kewanitaan yang di dalamnya memiliki banyak paket keahlian.

 
                                       ii.    Pendidikan keahlian dg sertifikasi Industri

 
Saat ini berkembang beberapa pihak yang mengembangkan sertifikasi Industri, dalam aplikasi di lapangan ternyata sertifikasi industri ini memiliki respon yang sangat baik, bahkan di beberapa industri mengakui sertifikasi lebih dari pendidikan formal yang pernah di tempuh yang bersangkutan sebelumnya.

Ada beberapa sertifikasi yang menyelengarakan sistim ini, yang pertama merupakan sertifikasi internasional (dapat berlaku secara Internasional) dg ujian via internet langsung ke industri tersebut seperti microsoft, cisco dan festo. Sertifikasi lewat asosiasi industri internasional seperti A+ yang merupakan asosiasi industri industri pada bidang information technologi dan  komunikasi.

Sertifikasi lokal yang saat ini sedang di matangkan melalui badan sertifikasi yang buat oleh beberapa departemen, seperti departemen Tenaga kerja dan transmigrasi yang memulai untuk beberapa bidang dengan mengadakan kerjasama dengan beberapa industri yang terkait. Sebagai contoh pada bidang otomotif dengan kerjasama dengan Astra dan beberapa perguruan tinggi yang memiliki keunggulan di bidang otomotif.
 

3.  Peningkatan kemakmuran lingkungan melalui peningkatan ketrampilan.
 

Dengan adanya LPK atan PKBM di daerah yang pedesaan akan meningkatan ketrampilan yang biasanya dapat di serap oleh lingkungan sekitar, karena pada dasar nya basis adanya pendidikan tersebut di karenakan adanya kebutuhan dari lingkungan akan suatu ketrampilan.

Dengan adanya ketrampilan baru yang pasarnya dapat di serap masyarakat sekitar semisal adalah ketrampilan rias pengantin akan membuka kesempatan pada usaha usaha baru rias pengantin di daerah tersebut dan bila dapat berkembang dengan baik bukan tidak mungkin akan dapat melebar kedaerah sekitarnya.
 

Peningkatan  ketrampilan yang memicu usaha usaha baru di dalam komunitas masyarakat jika berkembang dengan baik akan membentuk sebuah jaringan dan pertukaran informasi. Seperti yang terjadi di daerah daerah adanya penguyuban/badan yang memayungi suatu kelompok usaha yang sama. Dari perkumpulan ini di mungkinkan adanya pertukaran informasi dan jaringan kerja sama.

Dengan adanya komunitas usaha kecil yang sejenis akan sangat di mungkinkan penggunaan sumber daya secara bersama atau pun pertukaran informasi mengenai sumber sumber bahan baku yang murah dan kompetitif yang pada giliran nya akan dapat  mempromosikan daerah tersebut akan usaha tersebut karena dapat beroperasi secara baik dan kompetitif. Akan adanya kemungkinan untuk adanya usaha samping yang dapat menunjang kumpulan usaha yang ada, seperti kumpulan usaha menjahit akan menarik usaha lain yang saling melengkapi seperti pusat penjualan atau suplier bahan/ kain.

a.   Pendidikan dan pertumbuhan ekonomi


Kontribusi pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi seringkali dapat dirasakan melalui peningkatan pemahaman dan kebijakan, efesiensi kerja  di berbagai bidang mulai dari bidang pertanian sampai industri. Perkembangan dalam bidang sosial sampai pada bidang politik.

Pendidikan dengan kosentasi pada ketrampilan tertentu membentuk specialisasi dapat memberikan kontribusi pada pertumbuhan dengan disiplin dan ketrampilan yang specifik pada lokasi kerja yang berbeda. Dengan adanya ketrampilan spesifik akan mendorong masuknya teknologi baru pada bidang tersebut yang dapat mendorong perkembang lebih lanjut. 

 

DAFTAR PUSTAKA


 

Akira & Nihal, Education and national development in asia-trends, issues, policies and stragies, Asian Development Bank 2001

Anil, Rana, Haider, Competitivenes and Human development in Asia, Asian development bank, 1997

Chapman, Adam, Education in developing Asia-The Quality of education dimension and strategies, CERE University of Hongkong 2002

Gibbs, The role of education in promoting the economic & social vitality in rural America, USDA 2005

Bhardan, Klasen, Woman in emerging Asia; welfare, employment and human development, Asian development bank 1998

 Web




 

Popular Posts

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.