1.
PENDAHULUAN
Pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang kurang di perhatikan
pada masa lampau, namun pendidikan ini berakar dari adanya kebutuhan masyarakat
atau industri sekitar akan suatu keahlian. Sebagai contoh di kawasan industri
jababeka banyak bermunculan LPK dengan keahlian otomasi (PLC) karena memang di
daerah tersebut memang banyak di butuhkan karyawan dengan keahlian akan
pengoperasian peralatan dengan program otomasi atau di kawasan industri garmen
banyak bermunculan LPK menjahit yang munculnya lembaga ini karena di rasakan
kebutuhan akan keahlian tersebut dan sekolah formal tidak menyediakan keahlian
akan kebutuhan ketrampilan yang dibutuhkan.
Banyak dari lulusan LPK yang berkerja pada sektor usaha yang
membutuhkan keahliannya namun juga banyak lulusan dari LPK yang membukan usaha
sendiri atau berwiraswasta seperti membuka usaha menjahit baju, usaha perbaikan
barang electronic atau usaha kerajinan yang pada dasarnya usaha tersebut tidak
membutuhkan modal yang besar dan mempunyai pangsa pasar dari kebutuhan
masyarakat sekitar.
Kecilnya anggaran pendidikan di
masa lampau menyebabkan dan memaksa pemerintah untuk membuka lebih banyak
sekolah formal umum dibandingkan sekolah kejuruan dengan ketrampilan tertentu
sehingga komposisi antara sekolah umum dan sekolah kejuruan menjadi timpang.
Sebagai perbandingan untuk membangun laboratorium sekolah kejuruan yang
baik/ideal di butuhkan dana sekitar 20 milyar rupiah sedangkan untuk
laboratorium sekolah umum hanya sekitar 100 juta rupiah. Akibatnya banyak
kebutuhan ketrampilan industri atau yang dibutuhkan masyarakat tidak dapat dipenuhi
maka lahirlah pendidikan hanya dengan 1 ketrampilan tertentu yang banyak di
kelola oleh LPK.
Saat ini terlihat Indonesia tidak
siap untuk menghadapi persaingan di tingkat Asean sekalipun. Relokasi industri
dari negara negara maju ke negara negara Asia lebih banyak masuk ke negara
negara tetangga dari Indonesia, seperti industri kendaraan bermotor yang banyak
me relokasi pabriknya di Thailand dan terutama China. Industri eletronic dan
semi konduktor yang banyak melokasi di negeri jiran Malaysia. Salah satu alasan
kuat mereka memilih pabrik di negara negara di luar Indonesia karena adanya
kenyataan bahwa tenaga kerja di negara tersebut sudah lebih siap dalam menerima
teknologi baru yang akan di adaptasikan dalam sistim manufaktur.
Kenyataan lain yang terjadi adalah situasi Indonesia yang terlihat
masih kurang aman, demo dengan pengerusakan hampir terjadi tiap hari di seluruh
pelosok Indonesia. Banyak pihak berpendapat bahwa hal itu terjadi karena
kegagalan sistim pendidikan dalam masa 20 tahun yang silam. Kebijakan kebijakan
yang di ambil di masa silam seperti menolak teknologi otomasi dengan alasan
membela kaum pekerja untuk masuk ke Indonesia juga berdampak. Saat ini hampir
semuar mesin dalam teknologi manufactur memakai teknologi otomasi, bahkan China
sebagai negara berpenduduk terbesar di dunia sangat gencar melakukan pendidikan
berbasis teknologi otomasi.
Adapun beberapa hal yang perlu
di perhatikan dalam pengembangan pendidikan luar sekolah yaitu pendidikan itu
sendiri, penempatan lulusan, orientasi pendidikan yang berbasis pada kebutuhan
industri dan masyarakat serta kegiatan pemeliharaan hubungan kerja dengan dunia
industri dan masyarakat sekitar.
Salah satu hal yang sulit di lakukan banyak lembaga pendidikan yaitu
kemampuan dari LPK dalam mengantisipasi kebutuhan masyarakat dan dapat
menyesuaikan pilihan ketrampilan yang akan di ajarkan agar sesuai dengan tren
yang ada, banyak lulusan dari LPK yang membukan usaha sendiri atau
berwiraswasta seperti membuka usaha menjahit baju, usaha perbaikan barang electronic
atau usaha kerajinan yang pada dasarnya usaha tersebut tidak membutuhkan modal
yang besar dan mempunyai pangsa pasar dari kebutuhan masyarakat sekitar.
Pada negara maju pendidikan
ketrampilan hidup mendominasi sistim pendidikan sedang pada negara negara
berkembang dan termasuk di Indonesia masih banyak di dominasi oleh sekolah
umum, di karenakan biaya pembuatan sekolah umum relatif murah dan anggapan
masyarakat yang lebih baik pada sekolah
umum.
2.
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jenis Kursus/ ketrampilan |
Sub
ketrampilan (sebagian)
|
Bahasa
|
Inggris,
Jerman, Belanda, China
|
Jasa
|
Kesekretariatan,
administrasi kantor
|
Keolahragaan
|
Renang,
tenis, basket, bola
|
Kerajinan
|
Rotan,
ukiran kayu,
|
Kerumah
tanggaan
|
Tata
rias, teknik jahit, teknik pola
|
Kesehatan
|
Senam,
kebugaran,
|
Kesenian
|
Tari,
suara, instrumen musik
|
Khusus
|
Hoby
tertentu
|
Pertanian
|
Hydroponik,
tomat, anggrek
|
Teknis
|
Perbengkelan
(otomotif/ electronik)
|
Bidang bidang yang di ajarkan dalam
pendidikan luar sekolah sangat luas mulai dari pendidikan ketrampilan
kewanitaan yang mempunyai sub paket yang sangat beragam sampai pendidikan
teknik yang juga mempunyai sub paket yang beragam. Namun banyak dari kebutuhan
industri yang belum dapat sepenuhnya dapat di ikuti seperti jenis ketrampilan
yang membutuhkan peralatan dalam pengajaran yang harga nya mahal, di karenakan
mayoritas dari LPK bukan usaha besar. Adapun jenis jenis pendidikan luar
sekolah antara lain ;
i. LPK
Sebagai contoh paket pendidikan kewanitaan memiliki sub paket antara
lain; kependudukan, anatonomi dan fisiologi, kewirausahaan, ilmu gizi,
protokoler, busana, bina konsumen, penampilan, senam dan kebugaran, kecantikan,
tata rambut, tata kulit, rias pengantin, disain busana, tekstil, teknik pola,
teknik jahit.
Untuk satu bidang kependidikan LPK dapat menghantarkan berbagai macam
keterampilan yang di butuhkan oleh masyarakat. Dan karena pada umumnya LPK
bukan merupakan usaha yang besar mereka dapat dengan flexibel untuk merubah
paket paket setiap waktu. Pada suatu saat paket yang di butuhkan oleh
masyarakat untuk keterampilan perbaikan komputer maka kelas tersebut dapat
ditambah dan menutup paket yang saat itu kurang dibutuhkan oleh masyarakat.
Bidang bidang lain yang di kelola mulai dari akutansi (brevet),
perpajakan, komputer (hardwre, software dan jaringan), keuangan dan perbankan,
sekretaris, administrasi perkantoran, perhotelan, tour/travel, public relation,
ketrampilan electronic, listrik, otomotif dan lainnya, dimana tiap bidang
mempunyai paket paket specialisasi seperti paket kewanitaan yang di dalamnya
memiliki banyak paket keahlian.
ii. Pendidikan keahlian dg sertifikasi Industri
Saat ini berkembang beberapa pihak
yang mengembangkan sertifikasi Industri, dalam aplikasi di lapangan ternyata
sertifikasi industri ini memiliki respon yang sangat baik, bahkan di beberapa
industri mengakui sertifikasi lebih dari pendidikan formal yang pernah di
tempuh yang bersangkutan sebelumnya.
Ada beberapa sertifikasi yang menyelengarakan sistim ini, yang pertama
merupakan sertifikasi internasional (dapat berlaku secara Internasional) dg
ujian via internet langsung ke industri tersebut seperti microsoft, cisco dan
festo. Sertifikasi lewat asosiasi industri internasional seperti A+ yang
merupakan asosiasi industri industri pada bidang information technologi
dan komunikasi.
Sertifikasi lokal yang saat ini sedang di matangkan melalui badan
sertifikasi yang buat oleh beberapa departemen, seperti departemen Tenaga kerja
dan transmigrasi yang memulai untuk beberapa bidang dengan mengadakan kerjasama
dengan beberapa industri yang terkait. Sebagai contoh pada bidang otomotif
dengan kerjasama dengan Astra dan beberapa perguruan tinggi yang memiliki
keunggulan di bidang otomotif.
3.
Peningkatan kemakmuran lingkungan melalui peningkatan ketrampilan.
Dengan adanya LPK atan PKBM di
daerah yang pedesaan akan meningkatan ketrampilan yang biasanya dapat di serap
oleh lingkungan sekitar, karena pada dasar nya basis adanya pendidikan tersebut
di karenakan adanya kebutuhan dari lingkungan akan suatu ketrampilan.
Dengan adanya ketrampilan baru yang pasarnya dapat di serap masyarakat
sekitar semisal adalah ketrampilan rias pengantin akan membuka kesempatan pada
usaha usaha baru rias pengantin di daerah tersebut dan bila dapat berkembang
dengan baik bukan tidak mungkin akan dapat melebar kedaerah sekitarnya.
Peningkatan ketrampilan yang
memicu usaha usaha baru di dalam komunitas masyarakat jika berkembang dengan
baik akan membentuk sebuah jaringan dan pertukaran informasi. Seperti yang
terjadi di daerah daerah adanya penguyuban/badan yang memayungi suatu kelompok
usaha yang sama. Dari perkumpulan ini di mungkinkan adanya pertukaran informasi
dan jaringan kerja sama.
Dengan adanya komunitas usaha kecil yang sejenis akan sangat di
mungkinkan penggunaan sumber daya secara bersama atau pun pertukaran informasi
mengenai sumber sumber bahan baku yang murah dan kompetitif yang pada giliran
nya akan dapat mempromosikan daerah
tersebut akan usaha tersebut karena dapat beroperasi secara baik dan
kompetitif. Akan adanya kemungkinan untuk adanya usaha samping yang dapat
menunjang kumpulan usaha yang ada, seperti kumpulan usaha menjahit akan menarik
usaha lain yang saling melengkapi seperti pusat penjualan atau suplier bahan/
kain.
a.
Pendidikan dan pertumbuhan ekonomi
Kontribusi pendidikan terhadap
pertumbuhan ekonomi seringkali dapat dirasakan melalui peningkatan pemahaman
dan kebijakan, efesiensi kerja di
berbagai bidang mulai dari bidang pertanian sampai industri. Perkembangan dalam
bidang sosial sampai pada bidang politik.
Pendidikan dengan kosentasi pada ketrampilan tertentu membentuk
specialisasi dapat memberikan kontribusi pada pertumbuhan dengan disiplin dan
ketrampilan yang specifik pada lokasi kerja yang berbeda. Dengan adanya
ketrampilan spesifik akan mendorong masuknya teknologi baru pada bidang
tersebut yang dapat mendorong perkembang lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Akira
& Nihal, Education and national development in asia-trends, issues,
policies and stragies, Asian Development Bank 2001
Anil,
Rana, Haider, Competitivenes and Human development in Asia, Asian
development bank, 1997
Chapman,
Adam, Education in developing Asia-The Quality of education dimension and
strategies, CERE University of Hongkong 2002
Gibbs,
The role of education in promoting the economic & social vitality in
rural America, USDA 2005
Bhardan,
Klasen, Woman in emerging Asia; welfare, employment and human development, Asian
development bank 1998