Bahan paparan dan diskusi
January 2006
Sejak
peristiwa bom bali I berbagai cara di lakukan untuk memulihkan citra Indonesia
di mata internasional, jutaan dolar telah dihabiskan untuk mendapatkan
pandangan positif mengenai parawisata di Indonesia.
Namun
sektor parawisata di Indonesia kembali mengalami penurunan mulai isu kasus flu
burung, kenaikan avtur secara internasional dan terutama atas peristiwa bom
bali II serta isu terorisme di bumi nusantara, penurunan ini tidak hanya
menghantam daerah wisata utama seperti Bali, yogya, Mataram namun juga seluruh
lokasi wisata yang ada di Indonesia terkena imbasnya.
Jumlah turis 2004
|
Jumlah turis 2003
|
|
Indonesia
|
5.321.165
|
4.467.021
|
Malaysia
|
15.700.000
|
10.580.000
|
Sumber ; bps dan malaysian tourism
board
Jumlah
pendapatan dari sektor turism di malaysia tahun 2004 adalah sebanding dengan
sekitar 80% dengan seluruh penerimaan pendapatan dalam negeri pemerintah
Indonesia tahun 2004 yaitu 318 triliun.
Sedang
di Indonesia tahun 2003 di peroleh pendapatan
4.037 juta USD dan di tahun 2004 sebesar 4.797 juta USD.
Beragam
cara sudah di lakukan oleh berbagai pihak di Indonesia untuk dapat mendukung pemulihan citra wisata Indonesia
yang aman dan nyaman. Namun kita masih merasakan mengembalikan kepercayaan
keamanan plus kenyamanan berwisata di Indonesia di mata dunia internasional
tidaklah semudah membalik telapaktangan. Di banding kan negeri jiran Malaysia
dengan slogannya truly asia yang sudah sangat akrab di dengar & di
lihat, sedangkan slogan ultimate in diversity yang sudah 3 tahun di
promosikan oleh departemen Kebudayaan dan Parawisata masih banyak yang belum
mengatahui slogan tersebut karena keterbatasan dana promosi.
Kunjungan
sektor ke agamaan.
Indonesia
sebagai negara yang besar dengan penduduk beragama yang mayoritas taat
beragama. Bahkan Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki perbedaan agama
namun dapat hidup berdampingan, banyak tempat di pelosok nusantara antara rumah
rumah ibadah di dirikan berdampingan walaupun berbeda agama.
Kegiatan
kegiatan pada sektor ke agamaan memiliki potensi yang hampir sama dengan sektor
parawisata lainnya. Seperti arus perjalanan orang/manusia, penginapan, komsusi
dan belanja barang lainnya yang juga memiliki efek multiplier yang sama
besarnya.
Potensi
dari kegiatan keagamaan antara lain;
Pertama.
Banyak
acara ritual tahunan yang di adakan oleh berbagai agama di Indonesia baik dari
agama Islam, Kristiani, Budha, Hindu dan lainnya. Pada saat acara di
langsungkan para tamu berdatangan dari seluruh pelosok nusantara juga
mancanegara.Para tamu mancanegara ini biasanya tinggal beberapa saat di tempat
tersebut untuk kegiatan keagaamaan, sosialisasi dan saling bertukar ilmu
pengetahuan tentang keagamaan.
Kedua. Jaringan keagamaan tidak
mengenal batas negara dan wilayah karena hubungan antar kolompok agama
sebenarnya sudah terjalin sejak ratusan tahun yang lalu seperti pada era
kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Majapahit dengan negara negara di Asia tenggara
bahkan sampai ke Cina. Kunjungan para pedagang dari timur tengah atau dari
negara negara eropa ke bumi nusantara.
Ketiga. Banyaknya sekolah sekolah
keagamaan berbagai pelosok Nusantara yang mempunyai murid murid asing. Segmen
ini tidak hanya melibatkan murid tersebut juga keluarga dan sanak famili yang
menyempatkan mengunjungi keluarganya yang sedang belajar.
Segmen
kunjungan dan arus manusia lewat kegiatan keagamaan seringkali terbaikan,
karena para penyelengara lebih banyak memfokuskan diri pada event dan kegiatan
keagamaan tersebut.
Sektor
ini perlu mendapatkan perhatian lebih
seperti para tamu/peserta di buat lebih nyaman sehingga bukan mustahil lama
tinggal akan meningkat dan jumlah peserta akan meningkat dari tahun ke tahun
yang notabene akan meningkatkan devisa ke negri yang sedang berusaha bangkit
ini.