Senin, 03 September 2012



disampaikan pada kuliah perdana Politeknik Sawunggalih Aji, tanggal 27 September 2003


Perkembangan teknologi dan era globalisasi dewasa ini telah membuka cakrawala baru bagi dunia bisnis. Para pelaku bisnis mempunyai akses yang semakin luas dalam merebut dan menguasai Pasar Global. Kemajuan teknologi disatu sisi memberikan manfaat yang sangat luas dan sangat beragam kepada umat manusia, misalnya kemajuan teknologi mampu mengirimkan manusia ke bulan, akan tetapi di sisi lain kemajuan teknologi juga memunculkan bencana yang sangat dahsyat. Contohnya, bocornya reactor nuklir di Chernobyl, Rusia, telah membunuh dan membuat cacat jutaan manusia. Dipandang dari kacamata bisnis kedua fenomena ini seakan merupakan dua sisi dari sekeping mata uang yang tidak mungkin dipisahkan satu sama lain yakni kesempatan dan hambatan.

Organisasi bisnis pada dasarnya hidup dan berkembang dari hasil memanfaatkan kondisi Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal. Memanfaatkan kondisi lingkungan eksternal artinya bagaimana pelaku bisnis menangkap berbagai peluang yang dihasilkan oleh kemajuan teknologi itu sendiri serta mencoba memperkecil dampak negatif yang ada. Sedangkan memanfaatkan kondisi lingkungan internal artinya menggunakan seminimal mungkin sumber daya internal yang ada untuk memperoleh output secara optimal.

 Sumber daya internal adalah seluruh asset yang dimiliki oleh perusahaan, yang meliputi sumber daya manusia, sumber daya finansial, sumber daya fisik dan sumber daya informasi. Tujuan utama dari pengelolaan sumber daya internal agar perusahaan tetap pada kondisi mampu bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya yang pada gilirannya dalam jangka panjang mampu menjaga kelanjutan usaha. Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, perusahaan akan senantiasa mendapat tekanan dari berbagai pihak, bukan saja dari para pesaing dari perusahaan sejenis, melainkan juga dari pembeli (customer), dari pemasok (supplier), dari pendatang baru (new entrance) dan dari peniru produk (substitute).

 Michail Porter menggambar kondisi lingkungan bisnis dengan “Five Forces Models” sebagai berikut :
 
 

Di era kemajuan teknologi seperti yang kita alami dewasa ini besarnya tekanan terhadap dunia bisnis, khususnya Pelaku Bisnis lokal semakin berat karena kemudahan dalam melakukan akses para pelaku bisnis dari negara-negara maju secara serentak memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut, yang notabene berasal dan lahir dari negara mereka. Tak heran bila berbagai tekanan yang dialami oleh pebisnis lokal seakan mendapat tekanan ganda yakni bukan hanya berasal dari lokal, akan tetapi juga dari global. Gaung faham demokrasi yang berhembus kuat berkat kemajuan teknologi informasi berpengaruh kepada faktor makro yakni aspek-aspek Politik, Sosial, Ekonomi, Hukum, Budaya dan Teknologi itu sendiri. Dampak dari pengaruh-pengaruh tersebut telah sama-sama kita rasakan, ambil contoh misalnya dalam sektor pertanian, saat ini Indonesia telah mendapat tekanan berat dari negeri jiran kita Thailand dan dari Republik Rakyat Cina. Apapun yang berkaitan dengan produk pertanian kita kalah dari negeri Gajah dan negara Tirai Bambu ini. Demikian juga dalam sektor pendidikan, ada tendensi lembaga-lembaga pendidikan luar masuk ke Indonesia dan memberikan tekanan berat kepada lembaga-lembaga pendidikan lokal.

 

Di sektor industri otomotif, Indonesia ternyata hanya sebagai negara pembeli, sebab negara lain telah mampu memproduksi sendiri.  Contoh untuk ini tidak terlampau sulit untuk kita amati, karena dewasa ini di jalan-jalan kita bisa menyaksikan mobil-mobil buatan Eropa, buatan Amerika, bahkan buatan negeri Jiran yang dahulu belajar dari kita, yakni Malaysia dengan merk Proton.  Apalagi untuk industri perang kita masih jauh dari ketinggalan. Jika saat ini kita membaca di koran maka kita bisa melihat pesawat-pesawat Sukhoi yang kita beli dengan cara imbal beli dari Rusia mulai berdatangan.  Sekali lagi menunjukkan bahwa kemajuan teknologi itu sendiri belum dapat kita serap dan kita menfaatkan secara maksimal.

 

Hadirin sekalian,

Seyogyanya kita tidak menutup mata dan berdiam diri melihat hal ini, sebagai warga bangsa kita merasa tertinggal dari negar lain, karena itu kita harus bangkit untuk mengejar ketertinggalan itu.  Cara terbaik untuk mengejar ketinggalan ini adalah belajar giat dan mau bekerja keras. Tanpa melakukan hal tersebut kita akan terus ketinggalan dari bangsa lain.

 

Hadirin sekalian,

Sebelum mengakhiri kuliah ini saya ingin menyimpulkan beberapa pokok bahasan sebagai berikut  :

1.             Kemajuan teknologi telah memunculkan dua fenomena besar, yakni selain memberikan manfaat yang sangat luas dan beragam, juga memunculkan bencana yang amat dasyat.

2.            Penguasaan teknologi dapat memberikan akses yang luas bagi dunia bisnis, terutama dalam merebut, memperluas dan menguasai pasar. Negara yang tidak atau kurang mampu menyerap dan memanfaatkan teknologi itu sendiri, akan hanya menjadi pasar bagi negara yang menguasai teknologi.

3.            Sebagai warga bangsa kita tidak boleh tertinggal dari bangsa lain dalam menyerap dan memanfaatkan teknologi dan cara terbaik untuk mengejar ketertinggalan adalah belajar giat dan mau bekerja keras.

 

Kepada seluruh mahasiswa Politeknik Sawunggalih Aji dan Khususnya para mahasiswa baru, saya mengucapkan selamat belajar, semoga berhasil.

 

Popular Posts

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.